Kamis, 16 Juli 2009

Hartomy Wibowo Telah Pergi Selamanya

Semoga Allah SWT. memudahkan anak ku untuk menghadap disisi-Nya. Kalimat itu terdengar lirih dari mulut seorang nenek tua yang duduk lunglai di kursi, ketika jenazah almarhum HM. Hartomy Wibowo, SE. tiba. Nenek itu ternyata bukan lain adalah Sulasih, ibu kandung almarhum. Suara tangis terus bersahutan menyambut kedatangan jenazah menandakan kesedihan yang mendalam dari sanak saudara dan kerabat alamarhum. Ahmad Solikin melaporkan dari kediamannya.
Tepatnya di desa Kamolan kecamatn Blora rumah duka, sejak pagi mulai didatangi para sahabat, sanak saudara serta tetangga. Ribuan tamu yang matoritas mengenakan pakaina hitam bersabar meunggu kedatangan jenazah almarhum.
Bukan saja tamu, karangan bunga ucapan turut berduka cita yang diantaranya dari Hj. Megawati Soekarno Putri, ketua DPP PDIP, H. Bibit Waluyo, Gubernur Jateng, Beberapa Anggota DPRD Jateng, Bupati Blora, Ketua DPRD Blora dan beberapa anggotanya serta dari beberapa asosiasi dan organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya juga turut berdatangan silih berganti.
Sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Minggu (5/7) kemarin di usianya yang ke 44 Almarhum, H. Hartomy Wibowo, SE., ketua DPC PDIP kabupaten Blora telah berpulang ke hadapan Tuhan, di rumah sakit Maya Pada Tangerang Banten.
Jenazah tiba di rumah duka pukul 13.30 WIB setelah melewati perjalanan udara dari Jakarta-Semarang dan darat Semarang-Blora.
Beberapa saat disemayamkan di rumah, kemudian langsung dipindahkan ke Masjid Sumodiharjo yang kebetulan bersebelahan untuk disholatkan. Bertindak sebagai imam jamaah pertama KH. Idrsu Jufri, pengasuh ponpes Man’baul Huda Talokwohmojo Ngawen dan dilanjutkan KH. Muslih, Syuriah MWC NU Banjarejo pada jamaah kedua.
Almarhum disemayamkan pada tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum desa Kamolan.
Menutur penuturan beberapa sahabatnya, almarhum yang akrab disapa bung Tomo semasa hidupnya, beberapa bulan belakangan sudah jatuh sakit. “Beberapa kali dibawa ke rumah sakit,” tutur Sutrisno, tetangga samping rumah.
Awal mula sakitnya sejak pencalonannya sebagai Bupati Blora. Pikiran dan tenaganya terfosir, walapun sakit dia tidak merasakan sakitnya. “Terlalu tingginya aktifitas, baik partai maupun bisnisnya,” Tutur Supoyo, adik kandung almarhum.
Pria yang menitih karirnya dari menjadi bengkel tersebut terkenal loyal terhadap partai. Walaupun dalam kondisi sakit, pada deklarasi Capres-Cawapres Megawati-Prabowo beberapa minggu lalu masih setia hadir. “Minggu kemarin almarhum masih mengikuti rapat koordinasi patrai di Kudus,” ujar Hendi wakil dari DPD PDIP Jawa Tengah. Sudah saya nasihati, lanjuitnya, kalau kondisi bapak (Almarhum. Red) kurang sehat sebaiknya istirahat dulu, tapi apa jawabnya?, beliau malah menjawab ini adalah tugas saya, semampu saya akan tetap saya laksanakan.
Semasa hidupnya almarhum aktif di beberapa organisasi kemasyarakatan, seperti Bendahara LKMD desa Kamolan, penasihat ta’mir masjid sumodiharjo, ketua Asmindo, bendahara I dan juga terakhir sebagai Ketua DPC PDIP Blora sekaligus anggota DPRD Blora.
Nomor dua terakhir dari sepuluh bersaudara putra Sumodiharjo Targib itu meninggalkan istri Hj. Istiqomah dan dua anak Bayu Ilham Pratama (L) dan Tantia Puspita Dewi (P). selamat jalan mas Tomo.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar